RITUAL DAN TRADISI ERAU, Menyatukan Generasi Dalam Budaya Kutai

Di akhir penutup acara erau terdapat sebuah ritual pembersih diri yaitu “BELIMBUR”
berlimbur di percaya pada jaman dulu hingga sekarang salah satu upacara pembersih diri dari segala musibah bencana dan penyakit, belimbur di selenggarakan pada hari ke 7 erau berlangsung sebagai penutup dan pemberitahuan bahwa ERAU sudah selesai.
Erau bukan sekadar festival biasa tetapi adalah napas panjang sejarah Kutai Kartanegara yang terus hidup dari generasi ke generasi. Diselenggarakan di Tenggarong, ibu kota Kutai Kartanegara, Erau adalah cerminan warisan budaya Kerajaan Kutai yang kaya, sakral, dan membanggakan.
Festival Erau memiliki akar yang kuat dalam ritual adat. Mulai dari Upacara Beluluh, Mengulur Naga, hingga Belimbur, setiap rangkaian acara sarat dengan makna spiritual dan sosial. Upacara ini bukan hanya bentuk penghormatan kepada para leluhur, tetapi juga menjadi pengikat identitas masyarakat Kutai di tengah arus modernisasi.

Yang membuat Erau istimewa adalah kemampuannya menyatukan lintas usia. Anak-anak belajar tradisi dari para tetua, remaja terlibat sebagai pelestari budaya, sementara orang tua menjadi penjaga nilai. Dalam satu perhelatan besar, masyarakat berkumpul, berbagi, dan bangga menjadi bagian dari sejarah yang terus ditulis bersama.
Tak hanya bagi warga lokal, Erau juga menjadi magnet wisata budaya yang menarik ribuan pengunjung dari luar daerah bahkan mancanegara. Tamu-tamu kehormatan dari negara sahabat pun sering hadir melalui program Erau International Folklore and Art Festival (EIFAF), memperkuat posisi Erau sebagai peristiwa budaya dunia.
Di tengah kemajuan Ibu Kota Negara yang berkembang di sekitar Kalimantan Timur, Erau adalah pengingat bahwa jati diri tak boleh dilupakan, pesan penting: bahwa kemajuan harus berjalan seiring pelestarian tradisi.
Salsa (226674013)